QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) adalah metode pembayaran terkini yang merupakan salah satu metode pembayaran digital yang paling sering dalam beberapa tahun ini. Pertumbuhan dari transaksi ini bisa dilihat perbandingan antara tahun 2023 dan 2024, BI memberikan keterangan bahwa pertumbuhan penggunaan QRIS sebesar 209,61% dan jumlah pengguna lebih dari 50 juta masyarakat. Artinya saat ini banyak nya dari merchant/toko mulai bermigrasi atau memperbaharui dari kebiasaan pembayaran tunai menjadi non-tunai.
Dampak besar dari penggunaan QRIS sehari-hari adalah kegiatan berbelanja berbagai hal sangat mudah untuk dilakukan. Bahkan sekedar pembayaran untuk biaya parkir kendaraan saat ini sudah menyediakan dari layanan pembayaran QRIS. Masyarakat Indonesia saat ini beranggapan bahwa dengan menggunakan QRIS memiliki manfaat efisiensi dari penggunaan uang yang lebih transparansi.
Namun, dari perkembangan seiring zaman ada hal lain yang tidak akan lepas dari sebuah kemudahan dan inovasi yang ada. Salah satunya adalah bagaimana tindakan kejahatan yang mengintai mengenai penipuan ataupun penyalahgunaan hal tersebut. Kemudahan untuk transaksi menggunakan QRIS menjadi sebuah kemudahan dari modus penipuan dapat berjalan.ย
Bagaimana cara kerja dari kejahatan yang mengintai dari penyalahgunaan metode pembayaran QRIS ini? Yuk, cari tahu dari beberapa poin dibawah ini.
QRIS Replacement
Baru-baru ini sedang viralnya dari aksi Pria mengganti barcode QRIS di sebuah kotak amal salah satu masjid di Indonesia. Hal ini memicu dari keresahan dari seluruh masyarakat Indonesia dan aware mengenai hal tersebut. Walaupun bentuk dari barcode QRIS berbeda setiap bentuknya, namun untuk pengecekan dari kredibilitas barcode sangat sulit. Masyarakat hanya berfokus ketika melalukan scan barcode muncul dari nama merchant/toko, bahkan ada yang tidak mempedulikannya, asalkan pembayaran berhasil.
QRIS Trickster
Kalau sebelumnya, pelanggan yang mendapatkan kerugian, adapun pihak merchant/toko sebagai korban dari penggunaan QRIS di kesehariannya. Sebenarnya, jika dari pihak merchant/toko menggunakan pihak ketiga untuk membantu tracking real-time dari keluar-masuknya transaksi memudahkan untuk mengetahui dari transaksi secara real-time. Namun masih banyak dari kecurangan pembeli yaitu memalsukan dari bukti pembayaran yang berhasil. Sehingga, banyaknya dari merchant/toko sudah percaya ketika pembayaran dari sisi pelanggan berhasil artinya dari sisi merchant/toko sudah berhasil masuk juga.
3. QRIS Phising
Kebiasaan pengguna dalam berinteraksi dengan informasi di media sosial, seperti mudah tergiur oleh penawaran menarik, seringkali dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber. Tindakan refleks seperti mengklik tautan tanpa berpikir panjang, membalas pesan dari nomor yang tidak dikenal, atau memindai QR code yang tidak jelas sumbernya dapat membuka peluang bagi malware untuk masuk ke perangkat dan mencuri data pribadi. Akibatnya, pengguna berisiko menjadi korban penipuan finansial.
Sebenarnya dari era digitalisasi banyak memudahkan dari proses transaksi. Namun, mengenai dari tindakan penyalahgunaan dari metode QRIS, pastinya akan memiliki celah dari tindakan fraud/phising tersebut. Adapun cara meminimalisir dari hal tersebut adalah kepahamanan dari keamanan dan privasi setiap masyarakat. Jika diperlukan bisa menggunakan dari pihak ketiga agar mendapatkan perlindungan lebih tinggi.ย
Setelah ini, bagaimana pendapat kamu mengenai fitur QRIS yang tersedia di kartu kredit?